Silahkan Pilih Warna Latar Blog ini Sesuai Dengan kenyamanan Yang Anda Suka

Belenggu Masa Lalu

Written By Mari Bersholawat on Selasa, Juli 19 | 12.21

Manusia tidak terlepas atas dimensi waktu. Di sana segala sesuatunya berjalan secara relatif dan memberikan batasan-batasan yang tidak dapat dijangkau lagi oleh makhluk, masa lalu. Dan ada pula jangkauan yang tidak terpastikan oleh makhluk, masa depan. Kadang, masa lalu itu manis, tapi tidak jarang sangat perih dan pedih. Banyak manusia yang akhirnya terbelenggu oleh kejadian di masa lalu sehingga segala sesuatunya yang seharusnya berorientasi pada masa depan malah semakin mundur karena dirinya terbelenggu oleh masa lalu yang pahit dan sakit itu.

Ada beberapa macam cara bagi seseorang dalam menghadapi masa lalu. Cara-cara ini merupakan sebuah metode yang kondisional dan sangat tergantung oleh subyek pelakunya karena pada prinsipnya seseorang itu tidak memiliki persepsi yang sama dalam mengejawantahkan sebuah konsep.
Cara pertama adalah dengan mengambil hikmah atas kejadian atau peristiwa masa lalu. Terutama dalam peristiwa-peristiwa yang dirasakan tidak menyenangkan oleh pelakunya. Peristiwa yang membawa kegundahan, kegelisahan, kesakitan, kecemasan, kebingungan, ketakutan, kekhawatiran, dan kesedihan. Peristiwa ini akan menjadikan si subyek mengambil hikmah atas kejadian itu dan memanfaatkan pelajarannya untuk diterapkan di masa mendatang jika menghadapi hal-hal serupa.
Cara kedua adalah dengan melupakan kejadian masa lalu. Cara ini ibarat menulis di atas air atau menulis di atas pasir pantai yang kemudian ombak menyapunya hingga hilang tak berbekas sama sekali. Konsep ini memerlukan bantuan waktu yang tidak singkat untuk membuat subyek menjadi lupa pada sebuah kejadian masa lalu. Melupakan adalah sebuah kerja pasif karena seseorang yang berusaha melupakan sesuatu, tapi pikirannya bekerja untuk melupakan hal itu, pada hakikatnya sedang mengingat kejadian itu lebih kuat. Karena itu, hendaknya ia tidak menyibukkan pikirannya untuk melupakan, tapi membuatnya rileks tanpa beban masa lalu.
Cara ketiga adalah dengan menyelesaikan masalah yang timbul dari masa lalu itu. Biasanya masalah yang timbul muncul karena adanya pihak lain di luar subyek yang tidak bisa menerima masa lalu dari si subyek. Oleh karena itu, jalan yang lebih baik ditempuh oleh si subyek adalah dengan menyelesaikan permasalahan masa lalu itu hingga tidak ada lagi ganjalan besar yang menganggu jalan panjang masa depannya.
Cara keempat adalah dengan mengabaikan masalah di masa lalu. Adalah hal tidak bijak jika seseorang mengabaikan sebuah masalah besar di masa lalu dan menganggapnya tidak perlu diselesaikan. Namun, untuk masalah yang kecil dan sepele, menyelesaikan semuanya adalah hal yang tidak bijak pula karena akan menghabiskan masa dan usia secara sia-sia. Masalah yang kecil dan banyak dapat diabaikan dan lebih memprioritaskan penyelesaian masalah-masalah yang lebih besar.
Terus terang, secara pribadi saya adalah seseorang yang menghadapi dan membelakangi masa lalu dengan mengambil hikmah, menyelesaikan masalah-masalah utama, mengabaikan masalah-masalah kecil, dan memilih tidak melupakan masa lalu. Melupakan masa lalu secara sengaja adalah perbuatan yang bertentangan dengan pemberian hikmah dari Allah kepada manusia dengan jalan peristiwa-peristiwa yang melingkupinya.
Sedangkan menyelesaikan masalah memiliki keuntungan bagi pelakunya karena dengan adanya penyelesaian masalah, maka dirinya dan pihak lain yang terkait dalam masa lalu itu akan benar-benar terbebas dari belenggu masa lalu. Memutuskan membiarkan masalah tanpa niat menyelesaikannya merupakan tindakan bodoh sambil menyulut bom waktu masa depan yang sewaktu-waktu bisa saja meledak.
Secara pribadi, seseorang mau tidak mau harus menerima masa lalunya sendiri. Namun, permasalahan yang paling sering muncul adalah bagaimana orang lain menerima masa lalu orang lain itu. Terutama jika masa lalunya adalah masa lalu yang kelam. Menerima masa lalu seseorang adalah proses yang rumit, terutama dalam proses pernikahan. Di sini seseorang harus menerima masa lalu seseorang dalam satu paket bersama masa depannya. Hanya saja ia harus bisa menempatkan prioritas masa depannya jauh lebih dominan dalam paket diri itu.



http://www.dakwatuna.com





0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...